Indahnya Hidup

Detik detik menjelang kepergianku kebandara, gerimis telah menjelma menjadi hujan yang begitu deras dan sedikit menghambat kepergianku untuk menimba ilmu ditimur tengah, walau tekadku sudah sangat bulat bahkan tak ada satu pun yang dapat menghalangi niatku untuk mencari ilmu

Saat ini aku berada di jantung kota keilmuan Negara maghrib, sebuah kota tua yang telah berdiri berabad-abad lamanya meninggalkan kebudayaan yang kental akan nilai adat dan traditionalisnya Harus kuakui pemandangan yang berada di hadapan bola mataku mengingatkan ribuan tahun yang lalu, kota 

Senja tak pernah berubah selalu berwarna kuning keemasan disinari sang mentari nan elok berpantulan barat timur selatan utara seakan dilapisi emas berkarat ruah  

Jika aku seorang lelaki aku ingin menjadi lelaki yang tangguh dan pemberani dan dapat menjadi pondasi bagi keluargaku jika aku menjadi lelaki aku ingin membahagiakan orang tua ku dengan cara ku sendiri, membahagiakan nya sebelum aku harus pergi meninggalkan nya, dan aku ingin mencintai nya melebihi siapaun di dunia ini sebelum aku mencintai seseorang yang akan mendampingi ku hingga akhir hembusan nafas

    Setiap manusia memliki takdir masing-masing dan jalan hidup yang terkadang tidak adil menurut kita tetapi menurutNya jelas menjadi jalan terbaik untuk kita selaku hanya sebagai pelaku dari segala skenarioNya     kita tak pernah bisa memilih apakah kita di lahirkan dari seorang ibu yang penuh kasih sayang atau dilahirkan dari seorang perempuan yang bahkan rela membuang anak nya ke tempat sampah.     Kita tak pernah bisa memilih apakah kita dilahirkan dari keluarga kaya raya keturunan ningrat yang selalu disebutkan silsilah keturunan nya, atau hanya berada di tengah keluarga biasa yang bahkan untuk makan sehari-hari pun harus mengemis kasihan.    Bahkan ada anak yang diharap-harapkan dari sebuah pernikahan dan ada pula anak yang tidak pernah diharapkan kehadiran nya dari sebuah perzinahan wal'iyadzubillah  

     Mahasiswa akhir, itulah gelar yang kusandang saat ini dengan seabrek aktivitas yang menyita. Disamping judul skripsiku yang dianggap lumayan menguras otak, dan beberapa mata pelajaran tambahan yang menemani ku dan menambah kesulitan skripsi, ternyata banyak juga problematika yang menghampiriku dan dapat menyita sebagian waktuku.

Aku bukanlah robot yang dapat bekerja 24 jam sehari tanpa merasa lelah hanya dengan mengisi ulang baterai dan kembali beraktivitas seperti biasa. Terkadang aku lelah dengan semua rutinitas yang harus aku jalani sebagai manusia. Aku begitu lelah dengan semua ini.