Saat
ini aku berada di jantung kota keilmuan Negara maghrib, sebuah kota tua yang
telah berdiri berabad-abad lamanya meninggalkan kebudayaan yang kental akan
nilai adat dan traditionalisnya
Harus
kuakui pemandangan yang berada di hadapan bola mataku mengingatkan ribuan tahun
yang lalu, kota
Aku
selalu membayangkan bagaimana hidup di zaman dahulu dengan kesederhanaan yang
bersahaja bukan kemodernisasian yang dapat membisukan .
Kota
tua itu bernama kota fes, kota yang
tidak asing bagi warga sekitar maroko atau sebagai turis yang bolak balik
menginjakan kaki di negri itu, memang kota itu dapat membuat pengunjungnya
seakan merasa berada di zaman lain menyusuri adat istiadat yang istimewa
Rumah
yang keseluruhan berasen sama, berwarna coklat muda sedikit tua, lorong-lorong
yang akan membawa pengunjungnya seakan berada pada dinasti kejayaan islam, dan
disetiap sudut jalan terdapat masjid yang meramaikan gema yang menggetarkan
beraksitektur sama dan beraksen senada yang hampir tak dapat dibedakan antara
satu dengan yang lainnya tapi entahlah semuanya mempunyai keunikan sendiri dan
ke khas an yang tiada banding
Aku
bersama seorang sahabat memulai petualanganku di kota fes, aku begitu takjub
ketika pertama kali sampai pada sebuah pasar traditional yang juga dikenal
dengan nama madinah qodimah yang berarti kota tua
Disepanjang
pasar yang luasnya lebih dari luas lapangan bola itu aku beserta sahabatku
memutuskan untuk berziarah bertabarruk pada makam para alim ulama yang
mempunyai pengaruh besar yang menjadikan kota fes sebagai jantung keilmuan di
Negara maroko
Dimulai
dari makam syeikh at-tijani penggagas thariqoh at-tijaniyyah, disana akan
dijumpai sebuah makam dengan aksen kuno yang menawan, terasa sekali aura
keislaman ketika sampai pada sebuah masjid dan disana terdapat tempat
peristirahatan beliau, semua peziarah langsung berbaris berdo'a dengan do'a
yang dilafazkan oleh masing- masing individu, aku duduk diantara sekian
peziarah memandangi dengan seksama makam seorang wali tersebut lalu kumulai
membaca shalawat atas rosulullah saw dan di lanjutkan dengan do'a- do'a, begitu
terasa kekhusuan di tempat tersebut kecualin terdengar suara seorang anak
kecill yang menangis sedikit menghentikan keheningan do'a- do'a khusu para
peziarah.
Satu
persatu kami mendatangi makam para ulama dan aulia menuju ke makam maulay
idris, sidi harazem dan diakhiri pada
makam ibn 'aroby seorang ulama andalus yang terkenal dengan karya nya yang
gemilang.
Memasuki
senja kami menunaikan shalat ashar di masjid qurowiyyin, masjid dengan ukiran
kuno yang khas yang menjadi madrasah tertua di dunia, dibangun oleh Fatimah
fihriyah dari dinasti fatimiyyah.
Setiap
ayat suci dari alquran yang dibacakan oleh orang- orang shaleh yang kutemui
membuat masjid qurowiyyin kental dengan sebutan wadah para ulama, ditengah
putaran waktu yang begitu cepat kami masih ingin berwisata religi, dari masjid
qurowiyyin kami mengunjungi masjid andalus yang beraksen persis dengan
qurowiyyin tapi tak seterkenal qurowiyyin dimata para pengunjung.
Pasar
traditional itu dikelilingi benteng yang berdiri tegak dan gagah seakan
menambah kesan kuno yang sempurna
Berbagai
hal yang berbau kuno banyak ku jumpai di kota tersebut, bayangkan ketika kita
mendengar cerita rosulullah saw yang berhijrah dari makkah ke madinah dengan
suhu panas yang membentang memalui padang pasir yang tandus tak tertandingi,
pasti berbagai kendala banyak di temukan, salah satu nya sulit nya mencari
sumber air hingga air harus di simpan dalam tempat yang terjaga, dan pada saat
itu air ditempatkan pada kantung air yang terbuat dari kulit, dan itu kutemukan
disini, banyak orang yang menawarkan jasa air minum yang diambil dari kantung
air yang terbuat dari kulit dengan
pakaian yang mengesankan padang pasir dan topi yang khas, saat ini dimana
tempat air yang praktis telah ditemukan tetapi masyarakat maroko tetap
melestarikan ke asri an kebudayaan yang hampir punah tersebut.
Dan
tak kalah kuno pula bahwa kita akan menjumpai keledai yang membawa barang
dengan ditemani pemandunya di sepanjang pasar traditional, disaat barang dapat
di angkut oleh mobil angkut tapi jasa keledai ini tak pernah pula di lupakan.
Selain
itu terdapat pula barang-barang antik yang jarak kita jumpai pada abad modern
ini, tetapi barang-barang tersebut masih di jual di pasar traditional ini,
seperti lampu kuno, karpet, dan barang-barang lainnya yang dipakai pada tempo
dahulu dan masih dijual dan di pakai hingga saat ini.
Disamping
menyimpan barang-barang kuno yang hampir tak dijual dimanapun, pasar ini dan
pasar di maroko umumnya mempunyai ke khas an tersendiri di mata para pelancong
karena banyak kita jumpai pakaian adat orang maroko dan pakaian suku barbar
untuk laki-laki dan perempuan yang bernama jalabah, dan dikenakan beserta sepatu aladin yang kita kenal atau
dinamakan balghoh.
Menjelang
senja disaat kaki ini mulai letih untuk melangkah, aku dan seorang sahabat duduk-duduk
dibawah benteng untuk menikmati indahnya senja yang menghiasi kota tua yang
legendaris ini.
Benteng
yang disinari sinar jingga keemasan mulai membanjiri langit, ribuan burung yang
terbang kesana kemari dan suara kelelawar seakan menambah ke eksotisan kota tua
tersebut.
Kemudian
kami jalan kembali ketempat yang lebih tinggi untuk menikmati pecahan keindahan
benteng yang menjulang, memandangi indahnya rumput hijau, tinggi nya gunung
yang membentang. melihat kota tua fes dari ketinggian, membuat ku sadar akan
indahnya keseragaman, yang kulihat bahwa semua rumah berwarna coklat sedikit
tua dan hanya satu warna hijau sebagai atap masjid qurowiyyin dan masjid
andalus yang memjulang.
terasa begitu indah dan sempurna.
Tak
kenal lelah kaki ini melangkah hingga kutinggalkan kota tua menuju zaman modern
dan peradaban dengan segala fasilitas seakan di negri eropa dengan bangunan dan
aksen yang sama. Gedung tinggi menjulang dan hotel-hotel berdiri tegak, taman
yang dihiasi bunga dan daun- daun yang indah seakan membuat ku terlena, ini lah
yang disebut madinah jadidah atau kota baru, megah dan menyiratkan ke
glamouran.
Dan
ini lah saat nya kita kembali pada masa sekarang, masa dimana segala akses
terasa mudah, inilah dunia kita, dunia pada abad ke 20 yang telah dikatakan
dunia modern, dunia modern memberikan kita fasilitas yang lengkap dan akses
yang tak terbatas, maka alangkah baik nya jika kita menggunakan kemajuan kini
tapi tidak menghilangkan budaya terdahulu.
Komentar
Posting Komentar