Langsung ke konten utama

Mengukir Mimpi


Cerita ini berawal ketika aku menginjakan kaki di MAK al-hikmah 2, sekolah yang kujalani selama 4 tahun dengan penuh semangat, perjuangan ku untuk mencapai kelas 3 MAK tidak lah lurus tapi juga penuh dengan rintangan hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan study ku di MAK tercinta.
Mondok di Al-hikmah adalah anugrah terbesar dalam hidup ku, juga sebagai awal dari langkah ku menuju kehidupan yang selanjutnya sampai aku menginjakan kaki di negri seribu benteng ini.
Guru guru ku di Al-hikamah sungguh sangat luar biasa, selalu mendidik dengan segenap jiwa raga, mencontohkan ketauladanan dan selalu menginspirasi ku untuk selalu bermimpi dan beristiqomah dalam segala hal.
Inilah langkah awal mimpi ku, mimpi yang terus menjadi sumber inspirasi dalam hidupku hingga aku tak pernah menyadari bahwa mimpi ku begitu tinggi dan indah sampai aku tak ingin terbangun dari mimpi itu.
Aku berfikir keras bagaimana cara  untuk merealisasikan mimpi itu, mulai dari memperbanyak hafalan al-quran dan lebih giat belajar untuk menghadapi ujian nasional dan lebih aktif membaca buku buku yang sekiranya dapat mengantarkan ku menuju mimpi ku

Dan Sesungguh nya Allah maha mendengar
Setelah semuanya aku korban kan, setelah beberapa bulir keringat tanda kegigihan dan setelah beberapa tetes air mata.
Tepat pada tanggal 4 oktober aku harus meninggalkan tanah air ku, dan semua orang yang mencintai ku yang menangisi kepergian ku. Hari itu aku terbang menggunakan pesawat Qatar dari bandara soekarno-hatta Jakarta menuju bandara Casablanca maroko.
Sebenarnya saat kelulusan tiba orang tua ku sedikit keberatan tapi berkat hidayah yang Allah berikan akhirnya kedua nya pun merelakan kepergian ku, biar lah Allah yang menjaga ku. Begitu juga teman teman ku semua nya ikut mensupport atas kepergian ku. Tapi aku ternyata tak cukup tabah dalam menerima kenyataan ini sampai ketika pesawat akan lepas landas pun aku masih menangis tersedu-sedu sambil mentelfon kedua orang tua ku. Entah lah apa yang kufikirkan yang jelas aku tak tahu kapan aku akan bertemu dengan orang orang yang aku sayangi kembali.
Perjalanan di pesawat memakan waktu 24 jam di selingi transit di dua Negara yaitu di dhoha Qatar dan tunis. Aku begitu takjub melihat keindahan bumi dari dalam pesawat, tak henti-hentinya aku membaca shalawat, tahmid dan tahlil karena aku begitu takut seandai nya ada sesuatu yang terjadi di luar kehendak kita.
Alhamdulillah setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 24 jam akhirnya kami sampai di bandara Internasional Casablanca Maroko, aku bak katak dalam tempurung, diriku yang terbiasa hidup ala santri merasakan kehidupan metropolitan Casablanca karena ini adalah pertama kali nya aku pergi keluar negri dengan segala culture yang berbeda.
Dengan sisa sisa semangat daam diriku aku berjalan menuju luar airport ternyata telah banyak orang yang menunggu kami, kami di jemput oleh KBRI maroko menuju kota rabat, setelah menunggu selama kurang lebih 4 jam, akhirnya mobil pun melaju menuju Rabat, setibanya di rabat banyak yang harus kami urus, mulai dari surat surat kuliah sampai surat surat minhah. Sebenarnya aku begitu lelah dan ingin beristirahat tapi kakak kelas kami bilang bahwa kita harus mengurus semuanya sekarang. Satu hari itu kami habis kan untuk mengurus berkas berkas kuliah.
Aku sempat shok ketika aku menyadari aku berada di Negara yang berbeda bahkan bahasa yang sangat berbeda. Disini aku harus memakai bahasa arab walau dulu aku terbiasa memakai bahasa arab untuk percakapan sehari hari ku tapi ini berbeda bahwa kenyataan nya terkadang mereka tidak faham apa yang aku katakana begitu pula diriku, terkadang aku tidak memahami apa yang mereka katakana. Disinilah aku memulai diriku untuk beradaptasi yang sebenarnya, kita tidak bisa memaksa mereka mengerti bahasa kita tapi kita lah yang di tuntut mengerti bahasa mereka.
Factor bahasa yang berbeda memang terkadang sulit. Dari Rabat aku di antar oleh kakak kelas ku menuju kenitra, sebuah kota kecil yang asri, disini lah tempat ku belajar, aku tercatat sebagai mahasiswa di Ibnu thufeil university, Aku bangga saat pertama kali memasuki ruang perkuliahan, aku terlihat begitu asing, aku sadar aku tengah berada di Negara Maroko yang notabene nya adalah bangsa Arab, kemana pun aku pergi pasti mereka sangat memperhatikan ku. Maklum bahwa aku berbeda dari mereka.
Alhamdulillah setelah menyadari bahwa aku tergolong orang yang mudah untuk bergaul, pada hari pertama masuk kuliah pun aku sudah bisa bergabung dengan teman- teman ku, berkenalan satu persatu. Aku tidak menemukan kesulitan dalam bergaul karena teman –teman ku selalu bilang bahwa kita sama, tapi terkadang bahasa lah yang menjadi penghambat, tapi Alhamdulillah seiring berjalan nya waktu dan berkat pergaulan dengan teman teman aku tak lagi merasa minder. Hingga ujian semester 1 pun menghampiri.
Aku belajar begitu keras untuk mendapatkan predikat lulus di semester 1 ini hingga system beajar ku di MAK ku terapkan disini.
Alhamdulillah dengan segala upaya aku hanya bisa pasrah kepada sang Maha Kuasa, tapi aku bersyukur atas usaha kerja keras ku.
Nilai pun satu persatu di perlihat kan di dinding kampus. Alhamdulillah ku panjatkan aku telah lulus mengikuti semester pertama di universitas ibnu thofeil yang notabene nya merupakan universitas tersulit dari berbagai universitas di Maroko.
Setelah mendapatkan nilai kelulusan akhirnya aku putus kan untuk berlibur untuk melepas lelah setelah ujian. Dan kota Ifrane menjadi pilihan favorit kami, selain merupakan kota yang indah dengan aksen Eropa disitu pula merupakan tempat wisata salju.
Subhanallah berkali kali kupanjatkan setibanya di kota Ifrane, kota yang begitu indah, terlihat bangunan rumah –rumah khas Eropa begitu pula dengan universitas nya, Aku seakan berada di berbagai Negara di Eropa, berbagai rumah menggunakan arsitek belanda dan spanyol. Bukan hanya itu, rumah-rumah yang begitu indah itu di lapisi oleh salju, sungguh pemandangan yang sangat eksotis
Setelah menikmati keindahan kota Ifrane aku beserta kawan-kawan menuju Michlifen disinilah tempat untuk memuaskan hasrat kami untuk bermain salju.
Michlifen dengan segala keindahan nya berupa gunung salju yang di penuhi pohon-pohon yang sangat indah.
Kelelahan setelah ujian terbayar sudah ketika kami pergi berlibur ke kota Ifrane kota dengan sejuta keindahan yang menyejukan mata ketika memandang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Study to Marocco

            Hidup memang perjuangan yang harus terus di perjuangkan sampai kapan pun...... Inilah awal dari perjuangan ku,,,,, awal kepahitan yang harus terus aku lalui,,, hingga aku dapat mewujudkan cita cita ku sejak dulu aku ingin study keluar negri khususnya al-azhar cairo mesir entah lah apayang membuat ku begitu mengidolakan al-azhar ,,,,, mungkin karena aku mempunyai banyak guru yang hebat lulusan sanasejak aku berada di sekolah menengah,,,, Sayang kesempatan untuk belajar ke kairo pun terhapus sudah karena orang tua ku tidak mengizinkan ku menunggu selama 1 tahun itulah prosedur untuk kuliah di universitas al-azhar cairo mesir,,,,,,,,,,,,,,,, aku sungguh kecewa,,,,

hanya catatan sederhana

Beliau tak pernah absen menemani kami, memberikan ilmu-ilmu yang berguna untuk masa depan mengajari kami tata krama dan akhlak yang baik beliau adalah peribadi yang selalu terlihat sempurna dimata kita hingga kita selalu dibuat takjub dengan akhlak yang tercermin dari nya.

catatan seorang murid

Terimakasih ya Allah Engkau mempertemukanku dengan orang-orang yang sangat luar biasa Mungkin mereka tidak dikenal dbumi tapi sungguh mereka sangat mulia di langit Dialah guru-guru ku yang tak kenal lelah membimbing kami sehingga kami menjadi seperti sekarang ini taQdim kami pada kalian wahai penghuni syurga nama kalian begitu dekat dengan Firdaus