Ketika
jejak ini bertapak
ketika gelora ombak bergemuruh
ketika pasir berterbangan dan berubah menjadi debu
ketika pelangi bermunculan satu persatu
Saat detak jantung ini bergemuruh
Dan saat tubuh ini terkulai lemas tak
berdaya
ku
tapaki setapak deni setapak
Ku jelajahi sejengkal demi sejengkal
dan ku telusuri lorong-lorong yang terjal
ketika itu aku akan bergemuruh dalam jiwa sadarku
dan saat petir sesekali menyambar di angkasa dengan halilintar yang menggemakan
telinga
Aku tak akan beranjak dari tempatku
karena jalan yang tengah ku tempuh
akan mengantarkanku pada kunci
kesuksesan
kesuksesan yang akan semakin terbuka
dan semuanya terlalu sederhana untuk
sang pengembara kesuksesan
Puisi
yang ku bacakan di depan kelas saat terakhir kali aku melihat sahabat-sahabat
terbaikku di sekolah tercinta, awal dari perpisahan yang menbawa duka tetapi
menyisakan makna.
Dan
Saat ini Qatar airways membawaku terbang menerobos langit angkasa membawa tinggi
anganku yang telah berkelana dalam imaginasi panjangku
Tepat
pukul 17:00 WIB aku beserta ke12 sahabat seperjuangan serentak berpamitan pada
seluruh anggota keluarga yang telah mengantarkan kami ke pintu bandara
Soekarno-Hatta. Derai air mata tak henti- hentinya terlihat di pelupuk mata
para orang tua dan sanak saudara.
Aku
memeluk saudaraku satu persatu, mulai dari ibu, ayah, adik-adikku, bibi, paman
dan sepupu-sepupu, air mata ini terlimpah bak air bah yang terus menggenangi
pipi, banyak do'a-do'a yang terpanjat ditengah derasnya air mata, "Ibu,
aku akan segera pulang dengan membawa kebanggaan, "bisikku sambil
menyalami tangan ibu mungkin untuk yang terakhir kali nya.
Kulihat
wajah mereka satu persatu melalui kaca pembatas antara pengunjung dan penumpang,
kupeluk sahabat perempuan ku satu-satunya, "kita harus kuat".
kukatakan dengan berlinang air mata karena ini adalah awal dari sebuah
perjuangan.
Perjalanan
yang kutempuh kurang lebih 24 jam mengudara dengan transit dibeberapa tempat,
pertama di Dhoha Qatar, Tunis, lalu sampai kita di negri tujuan, bandara
international Muhammad 5 Casablanca.
Wajah
lelah bgitu terpancar dari kami semua, tiba di bandara ternyata kami sudah
dijemput oleh rekan-rekan PPI yang bertugas untuk menjemput mahasiswa baru,
kami berkenalan dengan kakak kelas yang baik hati mau membantu mengangkat
barang- barang kami dan memasukan nya ke dalam mobil jemputan.
Setelah
3 jam menunggu akhirnya mobil melaju menuju ibu kota yang letak nya sekitar 30
km dari bandara Casablanca, sepanjang perjalanan aku tertidur begitu pulasnya
karena rasa capek dan letih setelah perjalanan panjang.
Sesampainya
di ibu kota Rabat, aku begitu ingin istirahat ternyata kami harus segera
mengurus- ngurus banyak hal, kami tiba di asrama international (Hay Ad dauly)
Rabat pukul 13:00 waktu setempat, setelah menunaikan shalat dzuhur kami menuju
ke AMCI untuk registrasi beasiswa. Dengan
kesabaran tinggi kami melakukan registrasi karena antrian yang cukup panjang
dan melelahkan, dan setelah selesai kami langsung di bawa ke KBRI guna
mendaftarkan diri menjadi warga Negara Indonesia yang berdomisili di Maroko.
Setelah
semuanya selesai, aku langsung memutuskan untuk istirahat karena benar- benar
terasa letih
Keesokan
hari nya kami di antar oleh kakak kelas menuju kota masing- masing karena semua
pelajar Indonesia di Maroko belajar di universitas yang berbeda-beda.
Setelah
sampai di Kenitra saya mulai merajut impian apa yang terlebih dahulu harus di
realisakan
Keesokan
hari nya saya di antar kakak kelas langsung mendaftar di universitas setempat,
ternyata pendaftaran nya begitu bertubi- tubi dan melelahkan karena banyak
sekali berkas yang harus di serahkan, tetapi dengan sabarnya kakak kelas selalu
membimbing kami
***
Belajar
di luar negri tak selamanya mudah, memang berada di luar negri memberikan kita
nilai plus, berada di lingkungan yang berbeda, situasi yang tak sama dan
kehidupan yang serba asing, begitu pula yang ku rasakan
Belajar
di luar negri selalu membuat kita tergiur dan terpesona, bagaimana tidak banyak
sekali nilai plus yang kita rasakan, saat berada di negri orang banyak hal yang
dapat kita pelajari, tak hanya belajar formal di kampus-kampus ternama tetapi
belajar untuk memahami lingkungan yang jauh berbeda dengan lingkungan yang
pernah kita rasakan di tanah tercinta
****
Belajar
di luar negri sebenarnya bukan satu- satunya cita-cita dalam hidupku tetapi
selama aku mempelajari ilmu agama di pondok pesantren, keinginan untuk belajar
di negri sumber ilmu itu terus meningkat pesat, berawal dari asatidz yang ku
kagumi di pesantren dan ada beberapa ustadz yang langsung di datangkan dari
universitas al- azhar seakan terus memompa semangat juang dalam jiwaku,
sehingga tertanam keinginan yang dalam untuk mempelajari agama ku dimana sumber
ilmu itu berasal yaitu Negara- Negara arab atau lebih di kenal dengan Negara
timur tengah, sampai setelah ujian nasional selesai, aku memutuskan untuk mengikuti
beberapa test ke luar negri, pertama aku mengikuti test ke Al-azhar University
tetapi lama tak ada pengumuman di masa penantian, dan dari ustadzku aku
mendengar bahwa untuk berangkat ke al-azhar harus menunggu waktu selama satu
tahun, dan ke dua orang tua ku kurang setuju dengan prosedur tersebut, ditengah
penantian yang tak kunjung berakhir, tiba-tiba kakak kelasku yang sedang study
di yaman mengabarkan test beasiswa ke maroko, waktu itu aku sedang berada di Jakarta saat masa
penantian pengumuman test mesir, segera ku putuskan untuk berangkat ke majalengka
guna mengambil berkas- berkas untuk test ke maroko.
Karena
pendaftaran yang sangat mendesak, aku hanya menyiapkan berkas lalu bergegegas
pergi ke Jakarta untuk mmberikan berkas- berkas tersebut pada kemenag, bagiku
saat itu waktu begitu berharga, setiap detik yang kulalaui saat itu dapat
menghantarkan ku pada kelolosan bahkan kegagalan untuk berangkat ke maroko,
Langkah
pertama yang ku ambil adalah secepat nya menyerahkan berkas pada kemenag lalu
selang beberapa hari kami mendapat pemberitahuan bahwa kami lolos seleksi
pemberkasan lalu pada tanggal sekian kami harus mengikuti test lisan yang bertempat
di gedung kemenag Jakarta Pusat.
Pada
tanggal yang ditentukan aku berangkat di antar oleh paman ku ke tempat
mengadakan test tersebut, disana aku
bertemu beberapa peserta test seleksi, ku pandangi satu persatu, tapi itu
membuat ciut nyali ku, ku panjatkan do'a- do'a dan shalawat, tidak lupa ku
kirimkan sms pada orang tua agar mendo'akan anak nya yang sedang dalam
perjuangan meraih yang di impikan nya, do'a- do'a itu mengalir dengan deras nya
dari ke dua orang tua, saudara- saudara dan sahabat ku membuat ku kuat, dan
Alhamdulillah selama test lisan berlangsung dengan khidmat dan lancar. Disana
baru kusadari ternyata saat test lisan berlangsung hanya ada 2 perempuan, aku
dan sahabatku yang setelah dinyatakan lulus test kami berada di satu kampus
yaitu Ibn Thofeil University.
Menunggu
merupakan hal yang paling menyebalkan, tapi kesabaran dapat mengikis nya,
itulah yang ku alami selama menunggu hasil test maroko, terlalu lama menunggu
membuatku memutuskan untuk mengikuti test INPTN dan hasilnya aku di terima di
salah satu universitas di semarang, dan aku juga memutuskan untuk mengikuti
test seleksi ke Ahqof University di Yaman, tapi kedua orang tua ku tidak mengizinkan
untuk berangkat ke yaman dikarenakan konflik intern Negara tersebut yang sedang
memanas, lebih dari satu bulan aku menunggu pengumuman test ke Maroko tapi
ternyata hasil nya di luar dugaan, aku dinyatakan lulus test maroko, ku
panjatkan syukur yang terdalam atas manis nya perjuangan ini, tetapi kabar
kelulusan itu tidak membuat ku terlena karena banyak hal yang harus ku
persiapkan, mulai dari paspor, terjemah ijasah, ktp, skck dan persyaratan lain
nya.
Ternyata
mengurus itu semua dalam waktu yang sempit bukan lah hal yang mudah, benar-
benar di butuhkan extra tenaga, hanya beberapa minggu yang di butuhkan untuk
mengurus semua itu sebelum di serahkan kepada kemenag, beberapa kali aku harus
bolak balik Jakarta- majalengka, karena urusan nya ada yang harus di selesaikan
di tempat kelahiran dan banyak pula yang harus di selesaikan di Jakarta. Sampai
batas yang ditentukan aku berhasil memanage waktu dan menyerahkannya tepat
waktu pada pihak kemenag. Tak lama dari itu kami diberi kabar bahwa akan berangkat
pada tanggal 4 oktober dan untuk melunasi harga tiket.
Tetapi
semuanya terbayar sudah ketika kaki ini menginjak di permukaan benua yang
berbeda, benua Afrika yang tak pernah terbayang bahkan oleh imaginasi
sekalipun. Bahkan berpetualang dari satu tempat ke tempat yang lain yang
mungkin hanya pernah kita lihat lewat internet atau tidak sama sekali,
mempelajari budaya, bahasa dan karakter yang jauh berbeda dari yang pernah kita
jumpai. dan satu yang kurasakan adalah kita lebih mempunyai jiwa yang
nasionalis dimana aku benar- benar mencintai negriku lebih dari ketika aku
berada di negri sendiri. Aku lebih mencintai budaya indonesia karena kita
adalah duta- duta bangsa. Siapa yang akan memperkenalkan budaya kita pada dunia
kalau bukan diri kita sendiri, karena itu akan menjadi kebanggan tersendiri
yang melekat pada jiwa kita.
Tetapi
terlepas dari itu semua aku pun merasakan banyak hal, merasa terasing di tengah
keramaian, merasa selalu sendiri karena jauh dari sanak saudara dan benar-
benar di tuntut mandiri untuk melakukan segalanya sendiri, tetapi inilah
perjuangan yang akan berbuah manis jika masa ini telah terlewati
****
Banyak
pengalaman yang aku rasakan, pahit manis getir kehidupan, karena seyogyanya
hidup tak selamanya mulus, banyak lika liku yang harus di hadapi dan di
selesaikan, bermula dari menunggu hasil test maroko, ternyata aku pun harus
bisa mentolelir kata menunggu, karena hampir semua instansi disni membutuhkan
penantian yang panjang dan kesabaran yang dasyat.
Pernah
ketika aku membuat kartu KTP untuk yang pertama kali nya sangat terasa
persyaratan yang begitu ruwet mulai dari mengumpulkan berkas- berkas seperti
surat pendaftaran di kampus setempat, surat tinggal dll. Dan semua nya harus di
legalisir terlebih dahulu sebelum di serahkan ke kantor polisi sebagai
persyaratan membuat kartu tanda penduduk (KTP).
Karena
ke kurang tahuan akan prosedur yang harus dijalani membuat ku harus mondar
mandir ke kentor polisi, belum lagi omelan yang terus terdengar setiap memberikan
berkas yang kurang lengkap, dan hanya untuk mmbuat ktp di butuhkan waktu kurang
lebih 3 bulan, sungguh keterlaluan menurutku, di Indonesia saja aku hanya
membuat ktp dalam waktu satu hari, sedangkan disini di butuhkan waktu kurang
lebih 3 bulan. Dan ktp disini harus di perbaharui setiap setahun sekali, dan
aku merasakan pengalaman membuat ktp 3 kali selama 3 tahun berada di maroko, Ya
robb berikan aku kesabaran…
Belum
lagi permasalahan beasiswa yang terkadang terlambat keluar dari waktu yang di tentukan,
dan begitu pun beasiswa harus di perpanjang setiap setahun sekali yaitu ketika
menginjak tahun ajaran baru setelah selesai liburan musim panas, dan terkadang
perpanjangan beasiswa ini harus melalui prosedur yang rumit pula, bersyukur
teman-teman PPI selalu membantu memberikan informasi akurat supaya tidak harus
bolak- balik pergi ke ibu kota karena disini ada beberapa mahasiswa yang
tinggal di kota jauh dari ibu kota.
****
Tak
kalah dasyat nya ketika ujian melanda, maka aku selalu mempersiapkan nya sejak
jauh-jauh hari bahkan telah ku persiapkan berbulan- bulan sebelum nya. Selama
waktu ujian aku hanya berkutat dengan kitab-kitab tebal sebagai maraji'.[1]
Yang di berikan oleh dosen-dosen di kampus. Tak ada waktu untuk bermain dan
berleha- leha karena sejak dulu ujian adalah hal yang sangat mengerikan bagi
mahasiswa, serajin apa pun kita belajar dan menghafal terkadang tidak
menentukan lulus nya kita, maka harus di barengi dengan do'a dan pasrah
terhadap ketentuan Qadha dan Qadar Nya, terlihat ketika waktu ujian tiba maka
semuanya lebih rajin beribadah, tidak hanya belajar dan belajar, karena ilmu
syari'at adalah ilmu Allah dan mempelajari nya harus berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang di tetapkan oleh Nya.
Pernah
suatu kali, tepatnya pada semester 2, aku mendapatkan musibah yaitu
meninggalnya kakek ku yang membuat ku begitu terpukul dan membuat jam belajar
ku semakin berkurang, kabar duka itu benar- benar menyayat hati ku, akibat nya
nilai ku anjlok dan aku dinyatakan tidak lulus ujian. Beberapa hari ku mencoba
untuk bangkit dari keterpurukan dan kembali membingkai hati ku yang telah pecah
berkeping- keping, tetapi selalu ada keluarga dan sahabat yang mensuport tanpa
lelah dan letih
Aku
mulai mencoba untuk bangkit dari keterpurukan yang lama menimpaku, kembali ku
susun potongan hati yang telah pecah bercerai, dengan semangat yang membara
dalam menjemput semester berikut nya seakan menerima secercah harapan aku mulai
bangkit dan Alhamdulillah berkat pertolongan yang maha kuasa aku berhasil
menyelesaikan 1 pelajaran di sem 2 yang tidak lulus sebelumnya, dan lulus dari
sem 3 dan sem 4 walau hanya dengan nilai pas- pas an karena persaingan yang
begitu ketat.
Ku
panjatkan syukur ku pada Mu Robb, bahwa selalu setelah kesulitan pasti terdapat
kemudahan
Jalan
yang ku tempuh selama 3 tahun tidak lah mudah tetapi penuh lika- liku tajam
yang terkadang dapat membuatku terhempas hanya dengan hembusan angin.
Tetapi
di balik semua rintangan yang ku alami, aku banyak merasakan berkah nya dan
nikmat nya perjuangan, karena sunnatullah selalu berlaku dalam kehidupan kita,
dibalik kesedihan pasti terdapat kebahagiaan, dan di balik air mata yang
mengalir terdapat senyuman yang tersungging.
Hobby
ku traveling dapat tersalurkan disini, di negri yang indah nan eksotis ini,
negri dimana para aulia pernah berpijak, negri yang melahirkan banyak pemikir
besar yang karya- karya nya dapat kita nikmati sampai saat ini, ibn rusyd sang
pemikir, Fatima el mernessy sang pembaharu. Disamping terkenal dengan sejarah
yang mendarah daging negri ini terkenal dengan ke eskotisan alam nya yang tiada
banding
Biasanya
setiap setelah ujian aku rutin kan untuk berwisata alam sejenak, untuk
merefresh kan otak yang mungkin sudah akan hang atau pun sebagai bentuk tafakkur
ku mengingat sang pencipta yang menciptakan dunia ini begitu indah.
Setelah
melaksanakan ujian ganjil sem 1 pada musim dingin, aku dan rekan- rekan
berencana untuk mengunjungi kota berselimut salju, kota itu bernama kota ifrane
dan michlifen di kota ifrane
banyak terdapat rumah- rumah beraksen eropa tepatnya Belanda dan Germany, rumah
dengan atap yang khas berselimut salju putih dan pohon- pohon yang tertutpi es
yang mencair ketika di terpa cahaya matahari menjadikan nya begitu eksotis dan
menawan, dan terdapat souvenir khas kota ifrane dan maroko pada umum nya,
setelah puas berfhoto ria yang hanya pernah kami lihat dalam imaginasi, kami
menuju ke michlifen yaitu di kaki gunung yang di liputi salju yang tebal,
disana terdapat bukit- bukit kecil tempat bermain sky. Walau aku tak pernah
sekalipun bermain sky karena Indonesia bukan Negara bersalju tapi insting untuk
bermain sky tak bisa tertolak, setelah menyewa alat untuk bermain sky aku dan
teman- teman mulai menaiki bukit- bukit kecil lalu terjun bebas dengan
dilengkapi alat bermain sky yang telah kami sewa, kami tertawa lepas dan begitu
menikmati keindahan juga benar-benar dapat melupakan masa- masa terhimpit dalam
hidup yaitu masa ketika ujian berlangsung.
Kami
tertawa lepas dan berfhoto ria untuk mengabadikan setiap moment yang mungkin
tak datang kembali.
Tanpa
terasa dan karena begitu terlena dengan
keindahan kota ifrane aku hampir tak merasakan pijakan kakiku, kaki ku seakan
mati sampai aku bertanya pada sahabatku bahwa kaki ku seakan tak bisa di gerakkan
dan dia bilang bahwa aku terlalu lama bermain sky naik dan turun bukit, akhir
nya ku coba untuk berjalan ke tempat yang lebih hangat dan setelah ku rasakan
kehangatan kembali aku pun bermain-main kembali dengan sahabat- sahabat ku,
Hampir
setiap liburan aku sempatkan untuk mengunjungi kota- kota di maroko dari kota
yang satu ke kota yang lain yang mempunyai ke khas an tersendri dan keunikan
yang tak pernah ku jumpai sebelumnya.
Dan
yang tak kalah menarik nya saat aku dan sahabatku mengunjungi kota fes dengan
ke khas an nya yang tiada banding, kota fes sebuah kota tua yang telah berdiri
berabad-abad lamanya meninggalkan kebudayaan yang kental akan nilai adat dan
traditionalisnya
Harus
kuakui pemandangan yang berada di hadapan bola mataku mengingatkan ribuan tahun
yang lalu, kota ini begitu tua dengan aksen antik yang mencolok
Aku
selalu membayangkan bagaimana hidup di zaman dahulu dengan kesederhanaan yang
bersahaja bukan kemodernisasian yang dapat membisukan .
Kota
tua itu bernama kota fes, kota yang tidak
asing bagi warga sekitar maroko atau sebagai turis yang bolak balik menginjakan
kaki di negri itu, memang kota itu dapat membuat pengunjungnya seakan merasa
berada di zaman lain menyusuri adat istiadat yang istimewa
Rumah
yang keseluruhan berasen sama, berwarna coklat muda sedikit tua, lorong-lorong
yang akan membawa pengunjungnya seakan berada pada dinasti kejayaan islam, dan
disetiap sudut jalan terdapat masjid yang meramaikan gema yang menggetarkan
beraksitektur sama dan beraksen senada yang hampir tak dapat dibedakan antara
satu dengan yang lainnya tapi entahlah semuanya mempunyai keunikan sendiri dan
ke khas an yang tiada banding
Aku
bersama seorang sahabat memulai petualanganku di kota fes, aku begitu takjub
ketika pertama kali sampai pada sebuah pasar traditional yang juga dikenal
dengan nama madinah qodimah yang berarti kota tua
Disepanjang
pasar yang luasnya lebih dari luas lapangan bola itu aku beserta sahabatku
memutuskan untuk berziarah bertabarruk pada makam para alim ulama yang
mempunyai pengaruh besar yang menjadikan kota fes sebagai jantung keilmuan di
Negara maroko
Dimulai
dari makam syeikh at-tijani penggagas thariqoh at-tijaniyyah, disana akan
dijumpai sebuah makam dengan aksen kuno yang menawan, terasa sekali aura
keislaman ketika sampai pada sebuah masjid dan disana terdapat tempat
peristirahatan beliau, semua peziarah langsung berbaris berdo'a dengan do'a
yang dilafazkan oleh masing- masing individu, aku duduk diantara sekian
peziarah memandangi dengan seksama makam seorang wali tersebut lalu kumulai
membaca shalawat atas rosulullah saw dan di lanjutkan dengan do'a- do'a, begitu
terasa kekhusuan di tempat tersebut kecuali terdengar suara seorang anak kecil
yang menangis sedikit menghentikan keheningan do'a- do'a khusu para peziarah.
Satu
persatu kami mendatangi makam para ulama dan aulia menuju ke makam maulay
idris, sidi harazem dan diakhiri pada
makam ibn 'aroby seorang ulama andalus yang terkenal dengan karya nya yang
gemilang.
Memasuki
senja kami menunaikan shalat ashar di masjid qurowiyyin, masjid dengan ukiran
kuno yang khas yang menjadi madrasah tertua di dunia, dibangun oleh Fatimah
fihriyah dari dinasti fatimiyyah.
Setiap
ayat suci dari alquran yang dibacakan oleh orang- orang shaleh yang kutemui
membuat masjid qurowiyyin kental dengan sebutan wadah para ulama, ditengah
putaran waktu yang begitu cepat kami masih ingin berwisata religi, dari masjid
qurowiyyin kami mengunjungi masjid andalus yang beraksen persis dengan
qurowiyyin tapi tak seterkenal qurowiyyin dimata para pengunjung.
Pasar
traditional itu dikelilingi benteng yang berdiri tegak dan gagah seakan
menambah kesan kuno yang sempurna
Berbagai
hal yang berbau kuno banyak ku jumpai di kota tersebut, bayangkan ketika kita
mendengar cerita rosulullah saw yang berhijrah dari makkah ke madinah dengan
suhu panas yang membentang memalui padang pasir yang tandus tak tertandingi,
pasti berbagai kendala banyak di temukan, salah satu nya sulit nya mencari
sumber air hingga air harus di simpan dalam tempat yang terjaga, dan pada saat itu
air ditempatkan pada kantung air yang terbuat dari kulit, dan itu kutemukan
disini, banyak orang yang menawarkan jasa air minum yang diambil dari kantung
air yang terbuat dari kulit dengan
pakaian yang mengesankan padang pasir dan topi yang khas, saat ini dimana
tempat air yang praktis telah ditemukan tetapi masyarakat maroko tetap
melestarikan ke asri an kebudayaan yang hampir punah tersebut.
Dan
tak kalah kuno pula bahwa kita akan menjumpai keledai yang membawa barang
dengan ditemani pemandunya di sepanjang pasar traditional, disaat barang dapat
di angkut oleh mobil angkut tapi jasa keledai ini tak pernah pula di lupakan.
Selain
itu terdapat pula barang-barang antik yang jarang kita jumpai pada abad modern
ini, tetapi barang-barang tersebut masih di jual di pasar traditional ini,
seperti lampu kuno, karpet, dan barang-barang lainnya yang dipakai pada tempo
dahulu dan masih dijual dan di pakai hingga saat ini.
Disamping
menyimpan barang-barang kuno yang hampir tak dijual dimanapun, pasar ini dan
pasar di maroko umumnya mempunyai ke khas an tersendiri di mata para pelancong
karena banyak kita jumpai pakaian adat orang maroko dan pakaian suku barbar
untuk laki-laki dan perempuan yang bernama jalabah, dan dikenakan beserta sepatu aladin yang kita kenal atau
dinamakan balghoh.
Menjelang
senja disaat kaki ini mulai letih untuk melangkah, aku dan seorang sahabat
duduk-duduk dibawah benteng untuk menikmati indahnya senja yang menghiasi kota
tua yang legendaris ini.
Benteng
yang disinari sinar jingga keemasan mulai membanjiri langit, ribuan burung yang
terbang kesana kemari dan suara kelelawar seakan menambah ke eksotisan kota tua
tersebut.
Kemudian
kami jalan kembali ketempat yang lebih tinggi untuk menikmati pecahan keindahan
benteng yang menjulang, memandangi indahnya rumput hijau, tinggi nya gunung
yang membentang. melihat kota tua fes dari ketinggian, membuat ku sadar akan
indahnya keseragaman, yang kulihat bahwa semua rumah berwarna coklat sedikit
tua dan hanya satu warna hijau sebagai atap masjid qurowiyyin dan masjid
andalus yang memjulang.
terasa begitu indah dan sempurna.
Tak
kenal lelah kaki ini melangkah hingga kutinggalkan kota tua menuju zaman modern
dan peradaban dengan segala fasilitas seakan di negri eropa dengan bangunan dan
aksen yang sama. Gedung tinggi menjulang dan hotel-hotel berdiri tegak, taman
yang dihiasi bunga dan daun- daun yang indah seakan membuat ku terlena, ini lah
yang disebut madinah jadidah atau kota baru, megah dan menyiratkan ke
glamouran.
Dan
ini lah saat nya kita kembali pada masa sekarang, masa dimana segala akses
terasa mudah, inilah dunia kita, dunia pada abad ke 20 yang telah dikatakan
dunia modern, dunia modern memberikan kita fasilitas yang lengkap dan akses
yang tak terbatas, maka alangkah baik nya jika kita menggunakan kemajuan kini
tapi tidak menghilangkan budaya terdahulu.
****
Berwisata
membuat jiwa ku utuh dan bermakna, dan berkumpul bersama sahabat di waktu liburan
membuat rindu ku akan kampung halaman sedikit terkikis, setelah setesai ujian
sem genap seluruh kampus di maroko akan di liburkan selama kurang lebih 3
bulan, dan waktu itu kami sebut dengan summer holiday, liburan untuk berkumpul
dengan sahabat- sahabat yang berada dalam jauh karena di tempatkan di
universitas yang berbeda-beda di seluruh kota maroko. Maka musim panas
merupakan ajang untuk berkumpul dan berbagi cerita.
Banyak
kegiatan di musim panas yang di buat oleh anggota PPI seperti diskusi ilmiah,
olah raga dll. Dan jika ada tokoh-tokoh dari Indonesia yang datang ke Maroko,
KBRI dan PPI menjadi wadah kegiatan- kegiatan penting. jadi waktu yang kami
habiskan selama musim panas yaitu 3 bulan tidak sia-sia karena diisi berbagai
kegiatan ilmiah khas mahasiswa.
Aku
bangga berada di Maroko segala ke eksotisan nya yang memukau, Negara yang
kubayangkan begitu mengerikan karena Negara arab terkesan berwatak keras,
bahkan penduduk nya yang kukira orang-orang hitam ternyata semua itu hanya
berada di alam bawah sadar ku saja dan ternyata kenyataan nya Maroko adalah
Negara yang indah dengan segala kultural yang mempesona.
Maka
banyak sekali kebudayaan maroko yang ku temui seperti adat dalam pernikahan
yang tentu berbeda dengan adat kita, dan adat istiadat ini hanya ku temui
disini tidak di Negara manapun di dunia ini.
Negri
yang telah menjadi Negara ke 2 dalam hidupku memberikan kesan abadi padaku,
kesan yang tak dapat dilukiskan oleh seniman terhebat sekalipun dan kata yang
tak dapat di rangkai oleh penulis tersohor manapun
Telah
ku tuntaskan masa belajar ku di Maroko dengan membawa sedikit ilmu tetapi segudang
pengalaman, semoga ini menjadi awal perjuangan ku di negri tanah kelahiran ku
tercinta.
[1] Sumber
pelajaran, biasanya berupa kitab- kitab klasik yang tebal sebagai rujukan
setiap pelajaran
Subhanallah. . . Aa kagum *pada ceritanya hehe
BalasHapus