Langsung ke konten utama

Ridho orang tua mempermudah jalan hidupku

    Dunia ini selalu berputar dengan waktu yang mengiringi, dengan hempasan udara yang menyejukkan dan langkah kaki yang mengetarkan, aku menyusuri lorong waktu yang begitu sempit dalam setiap hela hembusan nafasku tanpa sadar aku telah berada dalam jarak jauh yang tak dapat tergambar dari benak ku sebelumnya, aku berada disini, tanpa sepatah kata, hanya gemerlatuk gigi yang terdengar akibat  hembusan angin yang begitu dingin nan kencang yang dapat menembus walau dengan ukuran jaket setebal apapun.
    Kami menyebutnya dengan sebutan kematian tragis jika itu memang ditakdirkan untuk gagal, dan bagaikan syurga jika kita dapat melewati setiap detik-detik yang paling menegangkan selama kurang lebih waktu 2 minggu, itu lah yang dinamankan ujian akhir semester. 
   Hari ini memasuki minggu kedua dalam ujian semesterku, kali ini dengan tingkatan yang lebih besar dan ujian yang lebih dasyat, tak henti-henti nya aku berdo'a agar semua perjuangan ku berakhir dengan nilai A atau B minimal, aku sebagai mahasiswa asing memang dituntut untuk berusaha lebih keras dibanding dengan mahasiwa lokal karena faktor bahasa yang bukan bahasa ibuku, tapi ini lah tuntutan kuliah di timur tengah, bagaimanapun susah nya tekat ku sudah sangat bulat untuk terus berjuang hingga tetes darah terakhirku dan akhir tarikan nafasku. 
   Tak terbayang sebelumnya akan seperti apa soal ujian kali ini, setelah minggu kemarin aku merasa blank saat ujian, entah karena aku yang tidak menghafal pelajaran, atau karena shock melihat soal yang tidak terfikirkan sebelumnya. 
  Sebagian mahasiswa telah mengisi bangku kosong dibelakang walau kelas masih terasa sepi, setiap ujian aku selalu berusaha untuk datang awal waktu untuk sekedar menghilangkan grogi atau menjumpai beberapa teman baiku untuk menanyakan kabar dan kesiapan mereka, kakiku mulai gemetar memasuki ruang ujian yang luas nya seluas auditorium, bagaimana tidak dua pelajaran yang akan diujiankan hari ini telah menyita habis waktuku, menyita seluruh jam istirahatku karena selama 4 hari aku hanya dapat tidur 5 jam perhari dan itu pun tidak pernah pulas karena harus terabangun oleh suara alarm yang menggelegar selalu membuatku terbangun dan meningatkanku untuk belajar.
   Ku akui dalam menghadapi ujian memang aku hanya sedikit lebih rajin dari biasanya, ku lakukan shalat sunnah diluar shalat fardhu lebih dari hari-hari biasa karena memang ibadah menjadi kesejukan rohani ketika otak terasa panas karena harus berfikir keras, diterpa hari-hari ujian yang melanda. 
  Pagi tadi sebelum berangkat memenuhi panggilan ujian dari kampus terlintas dalam benak ku untuk mengirim pesan singkat via internet kepada ibuku yang langsung sampai ke telf genggamnya, ternyata ketika aku membuka laptop ku banyak pesan yang baru masuk dari ibu yang telah berhari-hari yang lalu menanyakan kabarku di dunia maya ini, tapi karena kesibukan aku tak pernah online dengan laptop hanya cukup dengan hp untuk menghubungi sahabat-sahabat ku disini, ku tuliskan dalam pesan singkat keadaan ku yang mengenaskan bahwa hari ini aku akan melaksanakan ujian tapi sepertinya persiapanku belum begitu matang dikarenakan pelajaran yang sangat banyak dan waktu yang sempit, dan aku merasakan gugup yang luar biasa, segera setelah massage terkirim aku melihat balasan tertera di bawah nama ibuku, ibu hanya bilang, kamu pasti bisa nak, lakukan yang terbaik dari dirimu dan jangan lupa berdo'a.
    Aku memasuki ruang ujian dengan kaki gemetar, keringat mulai membasuhi badanku disertai hawa panas menandakan aku benar-benar ketakutan, wajahku mulai pucat pasi dengan badan yang mulai menjadi kaku, aku hanya bisa mengulang-ulang pelajaran yang telah lama aku baca, sesaat ustadz memasuki ruangan ujian dengan menunjukan muka dinginnya, seakan berkata:" Aku lah penguasa semesta dan hanya aku yang dapat menentukan masa depan kalian lewat nilai yang aku tentukan", aku sebal sekali melihat tampang dinginnya yang seakan menguasai setiap penjuru ruangan, teman-teman yang lain terlihat lebih santai tidak sepertiku dan beberapa mahasiswa asia lainnya, kami gugup bukan kepalang, saat beberapa pengawas mulai melewati kami satu persatu untuk membagikan lembar jawaban terlebih dahulu agar dapat mengisi nama dan no ujian, aku lebih merasa rilex untuk mengembalikan memory tentang beberapa isi kitab yang telah kubaca sebagai maraji'
    Satu menit kemudian soal tepat menghampiri mejaku yang seakan menghentikan detak jantungku dan  membekukan seluruh tubuhku, aku tak lebih bagaikan mayat yang hanya berselimut kulit pucat dan dingin, aku selalu menyesali dari dulu kenapa aku tidak cerdas untuk menangkap mana yang akan keluar dalam ujian:"batinku menjerit. tapi ini lah kehidupan ada kala pahit ada pula manis.
     aku mencoba memutar otak apa yang seharusnya aku jawab, tiba-tiba cahaya itu datang entah dari mana sumbernya dan jawaban itu terus mengalir melalui otak, mulut yang menggabarkan apa yang akan ditulis, dan tangan yang bergerak menuliskan setiap jawaban, entah dari mana datangnya, seakan tanganku digerakkan oleh kekuatan gaib dan otakku tak henti-hentinya berfikir keras sampai baru kusadari kalau aku belum makan sedari pagi tapi semuanya terasa mudah sampai aku menyeselaikannya hingga akhir dengan helaan nafas kusebut namaMu ya Robb Alhamdulillah ku hembuskan, hingga aku keluar dengan perasaan tenang karena ronde pertama telah ku pecahkan.
    kugunakan sebaik mungkin waktu istirahat yang tersisa 15 menit setelah dikurangi waktu shalat dzuhur, ketika kaki melangkah menuju ruangan terasa perasaan pertama yang menyerangku kembali, ketakutan, pucat pasi tapi ternyata kali ini bukan hanya aku yang merasakan tapi seluruh sudut ruangan merasakannya dikarenakan pelajaran kali ini berkali lipat lebih sulit dari pelajaran pertama. aroma tegang langsung tercium semerbak, seketika seakan melihat malaikat pencabut nyawa yang akan mencabut nyawa kita secara bersamaan dengan satu peristiwa yang sangat dasyat. 
   Ustadz didepan rungan hanya tertawa melihat expresi semua mahasiswa dikelas, untuk mencairkan ketegangan tersebut akhirnya beliau membacakan soal dengan lantang dan sedikit tertawa, beliau berkata: "bisa atau tidak kalian dalam menjawab soal itu tidak akan memberikan pilihan antara syurga atau neraka, jika kalian belajar yakinlah kalian pasti bisa, nah kalau tidak belajar yah silakan jawab sendiri". Aku sedikit tertawa mendengar gurauan beliau, memang kusadari selama ini ujian bagaikan sosok yang paling mengerikan bagi mahasiswa karena disana hidup kita di pertaruhkan, lulus? atau gagal?. 
    Ketika dibacakannya soal ujian dalam otak ku tak terbayang bagaimana menjawabnya hanya satu soal dan satu kalimat tapi bisa menulis jawaban seperti menulis makalah, aku mulai takut dan bingung, dari mana harus memulainya, otak ku lama berfikir keras membuat kerangka dan menyusun kalimat, karena aku memang tidak suka menghafal, bagaimana mungkin berpuluh-puluh kitab harus dihafal untuk satu maddah ujian, karena jelas aku tak sanggup, aku hanya menggunakan metode pemahaman dengan detail dari beberapa kitab yang ku baca seperti metode yang kugunakan saat ujian kemarin, tapi aku begitu kecewa karena saat ujian kemarin aku begitu blank, entah apa yang kubaca dan ku fahami seakan semuanya hilang ditelan kebodohanku, aku hanya bisa mengutuk betapa bodohnya diriku hanya menyusun semua pemahamanku yang telah kubaca saja aku tak sanggup. Tapi kali ini semua terasa berbeda, semua terasa mudah dan mengagumkan, aku yakin, ini bukan karena kepintaran, kecerdasan  kejeniusan, atau keseriusanku saat belajar atau menjawab soal tapi karena Hidayah Allah yang telah mempermudah jalanku dan kekuatan ridho orang tua yang membuatku kuat untuk menjalani semua hari-hari berat dalam hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Study to Marocco

            Hidup memang perjuangan yang harus terus di perjuangkan sampai kapan pun...... Inilah awal dari perjuangan ku,,,,, awal kepahitan yang harus terus aku lalui,,, hingga aku dapat mewujudkan cita cita ku sejak dulu aku ingin study keluar negri khususnya al-azhar cairo mesir entah lah apayang membuat ku begitu mengidolakan al-azhar ,,,,, mungkin karena aku mempunyai banyak guru yang hebat lulusan sanasejak aku berada di sekolah menengah,,,, Sayang kesempatan untuk belajar ke kairo pun terhapus sudah karena orang tua ku tidak mengizinkan ku menunggu selama 1 tahun itulah prosedur untuk kuliah di universitas al-azhar cairo mesir,,,,,,,,,,,,,,,, aku sungguh kecewa,,,,

hanya catatan sederhana

Beliau tak pernah absen menemani kami, memberikan ilmu-ilmu yang berguna untuk masa depan mengajari kami tata krama dan akhlak yang baik beliau adalah peribadi yang selalu terlihat sempurna dimata kita hingga kita selalu dibuat takjub dengan akhlak yang tercermin dari nya.

catatan seorang murid

Terimakasih ya Allah Engkau mempertemukanku dengan orang-orang yang sangat luar biasa Mungkin mereka tidak dikenal dbumi tapi sungguh mereka sangat mulia di langit Dialah guru-guru ku yang tak kenal lelah membimbing kami sehingga kami menjadi seperti sekarang ini taQdim kami pada kalian wahai penghuni syurga nama kalian begitu dekat dengan Firdaus