Hari itu merupakan kunjungan
ku yang kesekian kalinya dirumah sahabat ku, sebagai pelajar asing di negri
orang aku senang berkenalan dengan orang dari berbagai negara, karena kita
hanya sebagai mayoritas disini maka waktuku diluar lebih banyak aku habiskan
untuk berkenalan dengan teman-teman dari berbagai negara yang aku temui.
Aku lebih banyak
menghabiskan waktu di perpustakaan sekedar membaca buku untuk menambah
pengetahuan ku tetapi terkadang ketika aku sedang serius membaca buku ada saja
orang yang mengajak ku kenalan entah karena aku terlihat seperti orang asing
atau hanya sekedar penasaran buku apa yang aku baca.
Tidak selamanya
aku dapat memahami semua pelajaran yang dosen ajarkan setiap harinya, mungkin
karena kemampuan bahasa ku kurang atau karena terkadang aku terlalu kelelahan
untuk membaca buku dimalam hari untuk mempersiapkan untuk esok harinya, karena
terlalu banyak yang harus aku pelajari, terkadang aku merasa tertekan dengan
pelajaran yang sama sekali tidak aku mengerti. Tapi aku selalu berusaha untuk
melakukan segala sesuatunya dengan penuh rasa cinta, sehingga semua rutinitas
yang aku jalani tidak menjadikan ku beban tetapi membuat rasa cintaku terhadap
ilmu semakin bertambah karena kecintaan ku membaca, memang sulit menjadi
pelajar asing di negri orang, dengan bahasa
yang pas-pas an mungkin aku harus lebih sering membaca dibanding
sahabat-sahabat ku yangkuliah di negara nya dengan bahsa yang sama. Tapi alhamdulillah
aku selalu bersyukur.
Terkadang
disela-sela kesulitan ku dalam memahami pelajaran ada saja teman yang suka rela
membantuku, dan dengan tulus ikhlas mengorban kan waktunya hanya untuk
mengajariku. Ah ternyata dunia ini tak sekejam yang aku bayangkan.
Seringkali setiap
weekend tiba aku diundang ke rumah teman-teman ku karena biasanya orang sini
menyukai orang-orang asing apalagi sebagai pelajar banyak yang beranggapan
positif.
Sahabatku bernama
fayza, dia seorang yang ramah, periang dan cerdas, dengan mayoritas warga
maroko yang hanya menguasai bahasa perancis sebagai bahasa ke 2 dia mampu
menguasai bahasa inggris dengan sangat fasih hingga memudahkan kami untuk
berkomunikasi, bahkan dia sedikit menguasai berbagai bahasa negara eropa
seperti spanyol, italia german diluar bahasa prancis, aku begitu mengagumi
sosok nya yang cerdas, dan dia memiliki keluarga yang luar biasa.
Setiap kali
kunjungan ku kerumah nya untuk menghabiskan weeend aku slalu merasakan bahwa
aku tidak terasing disini, mereka semua menganggapku sebagai keluarga, betapa
hangat sapaan dari semua keluarganya, mereka begitu menyayangiku, dan aku sangat
menyayangi mereka. Banyak hal yang aku pelajari dari kehidupan mereka yang jauh
berbeda dari kehidupan ku, aku mulai menghargai berbagai perbedaan, dan banyak
budaya yang aku pelajari, fayza selalu mengajariku banyak hal, itu yang membuat
aku selalu betah di rumah nya disamping aku di sambut hangat disana.
Ketika kunjungan
ku yang kesekian kalinya fayza mengatakan padaku bahwa hari itu akan kedatangan
tamu dari keluarganya yang tinggal di belgia dan dia mengingatkan ku bahwa
salah satu dari mereka menderita kelainan, kelainan dan penyakit yangmungkin
sangat langka.
Penyakit yang
menyebabkan otak nya tak berkembang, walaupun usia nya kini tak muda lagi
tetapi cara berfikir nya tak lebih dari seorang bayi, aku kaget mendengar
penjelasan sahabat ku. Sungguh aku sangat menyayang kan orang yang tadi
berjalan melewatiku, dia berperawakan tinggi kekar yang berjalan dengan
terhuyung- huyung mendekati pintu kamar tamu yang telah disediakan untuk nya. Kelakuan
nya hanya seperti bayi berusia 1 tahun yang sering merengek. Ketika berjalan
pun dia harus di topang oleh kedua orang tua nya karena ternyata dia buta.
Ketika dia berada
di pembaringan aku berusaha untuk mendekatinya dengan sahabatku, aku berjalan
sangat perlahan karena aku ingin melihat nya lebih dekat.
Miris hati ini
ketika melihat keadaan nya, aku mulai berjalan begitu perlahan ke arah nya,
kulihat apa yangdia lakukan disana, hati ini hanya bisa menjerit menyaksikan
seorang setampan itu dengan menderita penyakit yang mungkin sangat tak wajar. Ketika
dia mendengar suara langkah kaki ku dia mulai berteriak-teriak. Entah apa yang
dia katakan aku dan sahabatku yak memahami nya, aku mulai ketakutan tapi hanya
bisa berdiri disana bak patung yang tak bisa bergerak. Ketika ibunya
menghampirnya dan menenangkan prilakunya. Aku hanya bisa mengucap maaf atas
kelancangan kami mengganggu istirahat nya. Ibunya hanya bilang bahwa dia tidak suka
keramaian dia lebih suka sendiri dengan keheningan dan selalu menjentikan
tangan nya bersebelahan dengan telinganya seolah-olah ia tengah menikmati suatu
alunan lagu yang sangat merdu, dia hanya sesekali menganggukan kepalanya terlihat
bahwa dia menikmati setiap gerakan yang ia ciptakan.
Hatiku pilu melihat
nya, kenapa tuhan menciptakan manusi sempurna dengan fisik dan akal tetapi ada
juga yang Ia ciptakan tak sempurna baik itu fisik atau pun akal.
Aku hanya dapat
bersyukur bahwa engkau telah menciptakan ku dengan kesempurnaan fisik dan akal,
aku hanya berdo’a yang terbaik bagi nya, semoga ia tabah dengan segala cobaan
Nya di dunia ini.
Aku dan sahabat ku
hanya bisa termenung memandanginya yang telah terlelap dalam tidur panjang nya,
sungguh aku menemukan kesabaran yang luar biasa yang aku temukan dalam diri ibu
dan ayah seorang umar yang raganya dewasa tetapi kelakuan nya tak lebih dari
anak balita berusia satu tahun. Ia hanya dapat berjalan dan memiliki kaki yang
sempurna dan pendengaran nya pun tajam tapi akal nya tak lebih dari bayi
berusia 1 tahun, dia tak dapat berbicara bahkan dia tak pernah melihat dunia.
Seketika aku
terisak ketika memandangnya dari jarak dekat saat ia terlelap tidur, engkau
telah menciptakan nya begitu sempurna secara fisik tapi kenapa engkau tak
memberikan akal padanya. Ini hanyalah kuasa Mu yang dapat melakukan nya. Saat memandanginya ketika terlelap tidur,dia sedikit membuka mata,ternyata dia tak prnah melihat dunia, mata yang begitu indah itu tak pernah melihat dunia, mata berwarna biru itu tak pernah mengenal dunia nya
Komentar
Posting Komentar